SELAMAT DATANG DIMEDIA KAMI...

Jumat, 09 Maret 2012

Jurnal Akuntansi Keuangan

ANALISIS PERKEMBANGAN SUMBER DANA PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG LAMONGAN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Abstract: This research aim to know growth of absorbent fund amount, form of is source of fund giving biggest sumgangan and society participation storey; level in its money in Bank Rakyat Indonesia Branch Lamongan year 2005- 2007. data which is used in this research is data of sekunder obtained of Bank Rakyat Indonesia Branch Lamongan, Statistical Bureau Center and book study. Period of time the used is year 2005- 2007. Growth of fund source in Bank Rakyat Indonesia Branch Lamongan relative high enough. One of the source of fund giving biggest contribution proportion is saving. Growth of this fund source can be seen from can be seen from more and more client him meaning excelsior also mount society participation which saving in Bank Rakyat Indonesia Branch Lamongan ---------------------------------------------------------------------------------------- Keyword: Source of fund, Proportion Contribution, Storey;Level Participation Society PENDAHULUAN Pembangunan yang khusus diprioritaskan pada sektor ekonomi tidak dapat lepas dari potensi ekonomi atau sumber-sumber ekonomi yang ada. Sebagai modal awal proses pembangunan, misalnya tenaga kerja, modal serta usaha-usaha mandiri yang bersifat wiraswasta. Perkembangan dan pertumbuhan pembangunan tersebut sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan proporsi pada kondisi masing-masing daerah, yaitu daerah perkotaan dan pedesaan. Untuk meningkatkan produktivitas dan aktivitas masyarakat kota maupun pedesaan diperlukan suatu motivasi, peran aktif serta sarana maupun desa diperlukan suatu motivasi, peran aktif serta sarana maupun prasarana sehingga akan mempermudah pemerataan bidang pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai langkah awal dalam melaksanakan Pembangunan Nasional diperlukan suatu investasi atau dana yang dapat diserap baik yang berasal dari pemerintah dan masyarakat, baik individual maupun dalam bentuk suatu badan hukum. Salah satu sumber dana pembangunan adalah dari dunia perbankan, yang sesuai dengan fungsinya dalam memberikan pinjaman atau kredit pada masyarakat maupun menerima simpanan masyarakat. Bentuk simpanan masyarakat yang diserap oleh bank biasanya berbentuk tabungan, deposito dan giro sesuai dengan anjuran pemerintah agar seluruh lapisan masyarakat mendukung program pembangunan dengan cara menyisihkan sebagian pendapatannya untuk dijadikan suatu simpanan dalam bentuk sektor-sektor pembangunan terutama sektor prioritas penunjang pembangunan lainnya. Menyadari bahwa arti penting keberadaan perbaikan system perbankan yang telah ada kebijaksanaan deregulasi dimaksudkan agar system dan lembaga perbankan dapat berjalan lebih efisien dalam meningkatkan penyerapan dana masyarakat, sehingga distribusi simpanannya untuk tujuan investasi produktif dan meningkatkan perkembangan simpanan atau tabungan masyarakat tercapai lebih efisien dan efektif. Faktor penting yang mempengaruhi keberadaan lembaga perbankan di masyarakat adalah kepercayaan masyarakat pada bank. Uang hanya merupakan alat instrument untuk mewujudkan suatu transaksi atau jual jasa atas kepercayaan masyarakat terhadap bank. Bank juga merupakan suatu lembaga finansial yang menghubungkan antara pengusaha dan penabung, sekaligus sebagai suatu badan usaha yang dalam melaksanakan usahanya selalu berhubungan dengan kredit dan uang (Pratama, 1990:37). Kebijaksanaan ekonomi yang dirumuskan sekarang di Indonesia seperti industri, perdagangan, pertanian, keuangan dan fiscal mempunyai sasaran yang berorientasi pada pertumbuhan, yakni (1) mobilisasi tabungan dalam negeri; (2) meningkatkan invastasi; (3) menggalakkan eksport; dan (4) menciptakan efisiensi yang tinggi (Arsjad, 1992: 40). Dengan perkataan lain bahwa pada dasarnya pemerintah dalam menerapkan deregulasi tersebut bertujuan untuk menggeser keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dan melibatkan sektor swasta yang makin meluas dalam perekonomian terutama yang diarahkan pada perbankan sehingga terjadi peningkatan efisiensi. Kebijaksanaan Moneter yang dilakukan oleh Otoritas Moneter diharapkan agar lembaga perbankan dapat bekerja lebih efisien dan mandiri dalam mengelola sumber dana serta mampu meningkatkan penyerapan dana dari masyarakat. Dikeluarkannya Kebijaksanaan Moneter oleh Bank Indonesia yang mengatur Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan tingkat suku bunga mengakibatkan lembaga perbankan semakin meningkatkan jenis mutu serta jangkauan pelayanannya dan diharapkan mampu menciptakan jenis-jenis produk baru simpanan, seperti tabungan, kredit, surat berharga, dan jasa pelayanan baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta beragamnya bentuk-bentuk perangsang untuk menyerap dana dari masyarakat. Dana yang diserap dari masyarakat diarahkan pada pembentukan akumulasi capital dan produk-produk simpanan suatu bank semakin menarik dan berkembang dengan ketentuan-ketentuan juga yang berbeda, sehingga hal tersebut mengakibatkan terperangkapnya lembaga perbankan pada suatu persaingan yang ketat. Upaya mengantisipasi hal tersebut maka Bank Indonesia diharapkan usahanya untuk membimbing pelaksanaan kebijaksanaan keuangan pemerintah dan mengkoordinir serta mengawasi seluruh perbankan sehingga dapat menjamin kelancaran efisiansi kerjanya. Dalam hal ini, BRI Cabang Lamongan mewujudkan eksistensinya sebagai Umum Pemerintah di dalam memobilisir dan menghimpun dana dari masyarakat dengan cara memperluas jangkauan pelayanan, serta menciptakan produk- produk simpanan yang dapat mewakili kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat. KAJIAN PUSTAKA Sebagaimana diketahui, dalam penyelesaian kewajiban pembayaran dan menyimpan kelebihan pendapatannya diantara anggota masyarakat di Indonesia terdapat penggunaan berbagai cara atau media. Salah satunya adalah melalui perbankan sebagai lembaga atau institusi yang melakukan kegiatan dibidang keuangan telah menunjukkan peranan yang cukup penting dalam melayani berbagai kepentingan masyarakat Indonesia saat ini (Bahsan, 2005:8). Pierson seorang ahli ekonomi Belanda mengatakan bahwa Bank merupakan badan yang menerima kredit., maksudnya adalah badan yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan. Untuk mengelola simpanan dari masyarakat dan membayar biaya operasional, maka bank mengeluarkan dana tersebut untuk investasi dan spekulasi bank dengan memberikan kredit secara besar-besaran pada bank lainnya atau pemerintah (Rahardja, 1990:65). Menurut Undang-undang Republik Indonesia no 7 tahun 1992 tentang Perbankan, memberikan pengertian bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Suyatno, 1997: 280). Menurut Undang- undang Republik Indonesia no 10 tahun 1998 tentang Perbankan, memberikan pengertian bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Kasmir, 1999 : 332). Pengertian bank menurut UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998: (a). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (b). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (c). Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No.10 tahun 1998 pasal 13 tentang perbankan adalah sebagai berikut: (1). Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. (2). Memberikan kredit (3). Meyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dan (4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan tabungan pada bank lain. Secara umum bank mempunyai fungsi sebagai berikut (Pratama, 1990:45): (1) Menjadi perantara dalam memberikan kredit dan menyalurkan kredit tersebut dengan alat- alat sendiri ataupun dengan uang yang diterimanya dari penabung, sehingga bank dapat memanfaatkan uang yang disimpan oleh nasabahnya dengan jalan menyalurkan pada pihak yang membutuhkan kredit. (2) Sebagai perantara dalam lalu lintas pembayaran, dalam hal ini menjadi penghubung dalam transaksi antara nasabah tersebut, jadi antar nasabah tersebut, jadi antar nasabah jika terjadi transaksi pembayaran cukup menyerahkan pada bank untuk diselesaikan. (3) Sebagai tempat penyimpan uang dengan jaminan keamanan tertentu seperti risiko kehilangan, kebakaran dan lainnya. Dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta 1974) dikatakan bahwa laporan keuangan adalah “Neraca dan perhitungan rugi laba serta keterangan-keterangan yang dimuat dalma lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana”. Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat konunikasi antara data keuangan dan aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut (Munawir, 2000:2). Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis Laporan Keuangan adalah “dua daftar yang disusun oleh akuntan untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba-rugi”. Menurut Partadiredja (1983 : 64) simpanan (saving) merupakan suatu simpanan pihak ketiga kepada bank, simpanan adalah pendapatan yang tidak dibelanjakan pada konsumsi dan pada dasarnya bukan merupakan suatu konsep sisa, setelah semua konsumsi terpenuhi, tetapi merupakan suatu pilihan antara belanja atgau tidak dari pendapatan. Simpanan dapat berbentuk mata uang rupiah atau mata uang asing atau surat- surat berharga lainnya. Terdapat tiga kategori kelompok yang melakukan simpanan antara lain: (1) Personal saving dilakukan secara individu; (2) Government saving (tabungan negara) merupakan kelebihan pendapatan negara sesudah dikurangi pengeluaran rutin, dalam hal ini yaitu administrasi; (3) Bussiness saving (tabungan perusahaan) merupakan tabungan dalam dunia perusahaan yang terdiri dari bagian laba kotor suatu perusahaan yang tertahan dan digunakan untuk penyusutan atau ekspansi perusahaan serta cadangan. Mengingat pembangunan ekonomi semakin meningkat, maka peningkatan harus diiringi pula dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan akan berpengaruh besar pada taraf kesejahteraan masyarakat. Kecenderungan masyarakat menabung atau mengadakan simpanan pada bank dapat dilaksanakan oleh masyarakat yang berpenghasilan lebih, sehingga tabungan dengan pendapatan dapat dikatakan mempunyai hubungan positif karena jika penghasilan meningkat maka tabungan akan meningkat pula (Rosyidi, 1989:139). Penghasilan masyarakat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap akumulasi simpanan. Hal ini sesuai dengan teori daur hidup tentang tabungan yaitu menduga bahwa orang akan menabung banyak ketika penghasilannya relatif tinggi, dibandingkan penghasilan rata-rata selama hidupnya dan menggunakan tabungan itu apabila penghasilannya relatif rendah dibandingkan dengan penghasilan rata-rata selama hidupnya (Mulyadi, 1990:242 – 243). Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima seseorang dari hasil usahanya. Pendapatan bersih yang diterima dapat diperoleh dari pendapatan kotor dikurangi dengan biaya- biaya yang dikeluarkan (Soediyono, 1985 : 40). Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh seluruh penduduk di Indonesia termasuk lembaga-lembaga, badan perseroan, industri dan sebagainya di dalam kurun waktu tertentu merupakan pendapatan nasional. Setiap pertambahan pendapatan yang diterima cenderung digunakan untuk menambah konsumsi atau simpanannya. Dalam persamaan fungsi tabungan (saving function) yaitu fungsi yang menggambarkan hbungan antara tingkat tabungan dengan pendapatan. Setiap masyarakat mempunyai kebiasaan tertentu mengenai berapa dari pendapatan untuk dibelanjakan untuk konsumsi barang dan jasa dan berapa yang akan ditabung. Biasanya untuk negara yang mempunyai National Income tinggi, presensi dari jumlah pendapatannya yang dibung akan tinggi pula dan prosentase pendapatannya yang dibelanjakannya akan lebih rendah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar dana yang dihimpun masyarakat cukup berhasil antara lain (Gatha, 1989:64): (1) Memberikan pengertian yang lebih mendalam kepada masyarakat akan arti tabungan atau menabung dengan penerangan, informasi dan pendidikan; (2) Berusaha menumbuhkan perhatian masyarakat untuk menggunakan, menambah atau memindahkan ke arah yang lebih produktif, misalnya jaminan keamanan simpanan dan pelayanan yang lebih baik; dan (3) Terdapat usaha ekspansi produk simpanan atau mengeluarkan produk simpanan baru yang tepat dan berguna bagi kebutuhan masyarakat atau memberikan rangsangan lainnya sesuai dengan latar belakang mental masyarakat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan di Kabupaten Lamongan ini adalah deskriptf komparatif, yaitu suatu penelitian untuk mencari adalah kecenderungan-kecenderungan. Dalam hal ini yang dicari adalah mengenai perkembangan dana yang ada di BRI Cabang Lamongan yang berasal dari tabungan, deposito, dan giro. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kinerja simpanan yang mendorong perkembangan sumber dana yang ada di BRI Cabang Lamongan. populasi penelitian ini adalah sumber dana BRI Cabang Lamongan yang berasal dari tabungan, deposito dan giro. Sedangkan periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2003 – 2007. Prosedur pengumpulan data dengan mencatat dan survei ke tempat instansi terkait seperti BRI Cabang Lamongan, dan Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan. Sebagai pendukung dilakukan wawancara dengan beberapa karyawan BRI Cabang Lamongan yaitu Seksi Pelayanan Nasabah dan Kapala Bidang Data serta studi pustaka dari berbagai bacaan dengan membandingkan berbagai literatur yang mendukung penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Time Series (tahun 2003 – 2007). Alasan penggunaan tahun 2003 sampai tahun 2007 adalah karena pada kurun waktu tersebut perekonomian nasional mengalami dua situasi yang saling berlawanan yakni kondisi normal dan krisis. Untuk dapat mengetahui perkembangan bentuk sumber dana, digunakan Analisis Trend Linier Sederhana (Supramto, 1994:171) yaitu: Y´ = a + Bx Dimana: Y´ = jumlah dana yang dihitung dalam rupiah a = jumlah sumber dana pada tahun 2003 (dalam rupiah) b = kenaikan atau penurunan sumber dana untuk perubahan waktu terhadap sumber dana berikutnya sehingga perkiraan waktu tambahan sumber dana pada tahun berikutnya dapat diketahui X = waktu untuk tahun ke-n (tahun 2005 – 2007 = 3 tahun). Untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing bentuk sumber dana terhadap total sumber dana digunakan Analisis Proporsi (Dajan, 1989:204): Dimana: P = presentase besarnya sumbangan tiap bentuk sumber dana Xi = jumlah masing-masing bentuk sumber dana mulai tahun 2005 – tahun 2007 (dalam rupiah) Yi = jumlah total sumber dana (dalam rupiah) i = tahun 2005 – tahun 2007 Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam menabung pada BRI Cabang Lamongan digunakan Analisis Persentase (Simanjuntak, 1987:35): Dimana: TP = tingkat partisipasi masyarakat Ja = jumlah nasabah BRI Cabang Lamongan (tahun 2005 – tahun 2007) Jt = jumlah penduduk lamongan (tahun 2005 – tahun 2007) HASIL DAN PEMBAHASAN Memasuki kuartal ke-2 tahun 2007, kinerja Kanca BRI Lamongan menunjukkan peningkatan baik dalam penyaluran pinjaman maupun dalam penghimpunan dana pihak ketiga, baik dalam Giro, Deposito maupun Tabungan. Adapun data terakhir dari Bank Indonesia, pada akhir Maret 2007 yang lalu, market share BRI untuk pinjaman di wilayah Kabupaten Lamongan adalah sebesar 49,18% dan market share BRI untuk simpanan adalah sebesar 52,54%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih manaruh kepercayaan dan keyakinan terhadap BRI untuk melayani kebutuhan perbankan masyarakat baik dalam hal simpanan maupun pinjaman. BRI meski telah menyandang sebagai bank yang memiliki nasabah terbanyak di Indonesia, tidak berhenti begitu saja dalam upayanya meningkatkan kualitas pelayanan. Demi kepuasan dan kenyamanan nasabah, BRI terus berusaha meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan. Dana yang dihimpun oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Lamongan mengalami perkembangan secara terus menerus setiap tahun. Secara kumulatif, perkembangan tersebut terus meningkat walaupun dihadapkan permasalahan-permasalahan yang ada, seperti penurunan perkembangan simpanan dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan moneter atau persaingan dengan produk atau bank lain. Perkembangan bentuk simpanan Deposito, mengalami peningkatan yang sangat tajam, meskipun pada tahun 2005 akumulatif nilai deposito sempat menurun 4,2%, namun di tahun 2006 dan 2007 mengalami peningkatan kembali. Untuk tabungan juga mengalami peningkatan baik dari segi nasbah maupun dalam akumulatif nilai tabungan. Dari data intern BRI Cabang Lamongan, dapat diketahui tabungan semakin meningkat tiap tahunnya tanpa pernah mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan adanya produk baru SIMPEDES yang ditawarkan oleh BRI dimana produk tersebut keberadaannya di desa sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat pedesaan. Selain itu, SIMPEDES juga menawarkan berbagai macam hadiah yang menarik minat masyarakat untuk menabung. Sedangkan untuk simpanan bentuk Giro juga mengalami peningkatan tiap tahunnya, meskipun sempat mengalami penurunan di tahun 2006, namun akumulatif nilai Giro tetap tinggi, hal itu terbukti di tahun 2007 nilai Giro menunjukkan angka 4.982.355.281,78 milyar lebih besar jika dibandingkan tahun 2006 yang hanya sebesar 2.458.518.648,18 milyar. Tabel 1. Perkembangan Bentuk Simpanan BRI Cabang Lamongan Total per 31 Desember 2003 – 2007 (dalam milyar). TAHUN Bentuk Simpanan Deposito Giro Tabungan 2003 6.936.850.000 1.659.724.349,11 22.971.613.268,59 2004 7.047.350.000 3.069.547.101,26 32.725.258.982,50 2005 6.749.550.000 3.279.512.950,26 41.362.777.832,86 2006 16.769.735.695 2.458.518.648,18 42.889.926.925,90 2007 19.175.731.515 4.982.355.281,78 57.316.202.879.90 Sumber: BRI Cabang Lamongan Bentuk simpanan Deposito mulai tahun 2004 - 2007 proporsi besar persentasenya sebagai pendukung terhadap total simpanan pertahun secara berturut-turut sebesar: 21,77%, 16,45%, 13,33%, 26,99%, 23,54% sehingga berada diatas posisi persentase Giro yakni 5,24%, 7,17%, 6,38%, 3,96%, 6,11% akan tetapi posisi Deposito dan Giro masih dibawah tabungan. Peningkatan proporsi jumlah tabungan disebabkan oleh produk simpanan BRI yaitu Simpedes. Sejak dikeluarkannya Simpedes, jumlah tabungan terus menerus meningkat setiap tahunnya. Secara berturut-turut dari tahun 2003 sampai tahun 2007 sumbangan atau proporsi jumlah besarnya tabungan terhadap total simpanan per tahun di BRI Cabang Lamongan antara lain sebesar 73,02%, 76,39%, 79,76%, 64,67%, 64,39%. Untuk lebih jelasnya melihat proporsi sumbangan masing-masing bentuk simpanan terhadap jumlah simpanan total dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Proporsi Sumbangan Masing- masing Bentuk Simpanan Terhadap Jumlah Simpanan Total per 31 Desember 2003 – 2007 (dalam persen) TAHUN Bentuk Simpanan Deposito Giro Tabungan 2003 21,77 5,24 73,02 2004 16,45 7,17 76,39 2005 13,33 6,38 79,76 2006 26,99 3,96 64,67 2007 23,54 6,11 64,39 Sumber: BRI Cabang Lamongan Tingkat partisipasi masyarakat dalam menyimpan dananya di BRI Cabang Lamongan dapat dilihat dari jumlah nasabahnya, semakin banyak nasabahnya maka semakin tinggi tingkat partisipasinya. Deposito jumlah nasabahnya mengalami peningkatan tiap tahunnya, meskipun di tahun 2007 jumlah nasabahnya mengalami penurunan. Peningkatan partisipasi deposito pada tahun 2003 sampai tahun 2007 berturut-turut sebesar 751, 897, 1.064, 1.282, 298 (nasabah). Partisipasi giro berturut-turut 142, 123, 137, 135, 128 (nasabah). Sedangkan partisipasi tabungan adalah sebesar 8.610, 7.830, 7.475, 7.691, 7.821 (nasabah). Untuk lebih jelasnya melihat partisipasi masyarakat sebagai nasabah BRI Cabang Lamongan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Jumlah Nasabah BRI Cabang Lamongan Total per 31 Desember 2003 – 2007 TAHUN Bentuk Simpanan Deposito Giro Tabungan 2003 751 142 8.610 2004 897 123 7.830 2005 1.064 137 7.475 2006 1.282 135 7.691 2007 298 128 7.821 Sumber: BRI Cabang Lamongan PENUTUP Pendapatan secara langsung mempengaruhi jumlah tabungan, deposito dan giro. Tabungan merupakan bentuk simpanan potensial sebagai salah satu instrumen simpanan yang menunjang peningkatan total simpanan. Perkembangan dan peningkatan tabungan ini didukung oleh produk-produk simpanan dari tabungan seperti Simpedes. Peningkatan jumlah simpanan BRI Cabang Lamongan tidak dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat yang ikut menjadi nasabahnya. Tingkat partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap jumlah dana yang diserap BRI Cabang Lamongan sebagai tempat penyimpan dana masyarakat tersebut. Oleh sebab itu untuk menentukan besar simpanan maka sebaiknya dengan menghitung jumlah nasabah dan jumlah simpanan tiap nasabah BRI Kanca Lamongan. DAFTAR RUJUKAN Arsjad. 1992. Ekonomi Keuangan dan Moneter. Jakarta. Intermedia Bahsan, M. 2005. Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia. Jakarta. Raja Grafindo Persada Boediono. 1996. Ekonomi Moneter. Yogyakarta. BPFE UGM Dajan. 1989. Pengantar Metode Statistik I. Jakarta. LP3ES Gatha. 1989. Bank dan Wiraswasta I. Jakarta. Allipoima Irawan dan M. Suparmoko. 1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. BPFE Kasmir. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Raja Grafindo Persada Laporan Statistik Tahun 2003 – 2007. Kantor Statistik, Kab. Lamongan Muljadi. 1990. Makro Ekonomi. Jakarta. Erlangga Nazir. 1986. Metodologi Penelitian. Jakarta. Graha Indonesia Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter I. Yogyakarta. BPFE Pratama. 1990. Uang dan Perbankan. Jakarta. Rineka Cipta Partadiredja. 1984. Pengantar Ekonomi. Yogyakarta. BPFE Rosyidi. 1987. Moneter dan Pembangunan. Jakarta. Erlangga Samuelson, Paul A & Nordaus, William. D. 1990. Ekonomi. Terjemahan Kaka Warsana. Jakarta. Brata Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. FEUI Soediyono. 1985. Ekonomi Makro. Jakarta. BPFE Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan I. Jakarta. LPFE UI Supranto, J. 1988. Ekonometrika I. Jakarta. LPFE UI Suyatno. 1997. Kelembagaan Perbankan. Jakarta. Gramedia

2 komentar:

rainewaggener mengatakan...

Black Titanium Wedding Band - Titsanium Arts
› TITIAN_ART_BET › TITIAN_ART_BET Black titanium wedding titanium coating band, with white fabric. The Titsanium Goldband, is a wedding band, which is a ring of gold. It's a diamond. There are kadangpintar two titanium knife gold band  T: #1 platinum tittanium core: #2 gold rings, #3 gold rings, #4 gold rings, edc titanium #5 gold rings, #

Unknown mengatakan...

go to my blog wholesale sex toys,wholesale sex dolls,realistic sex dolls,love dolls,realistic dildo,japanese sex dolls,sex dolls,dildo,male masturbator more

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons